Kamis, 19 Oktober 2017

Belajar Dari Sebuah Pensil

Oktober 19, 2017 0 Comments
                   Image result for belajar dari sebuah pensil 
Nasehat Seorang Nenek Yang Cerdik Dari Sebuah Pencil.

Coba Lihatlah sebuah pencil..!!

Apa yang ada dalam fikiranmu Setelah Melihat Pensil…??
Dapatkah kamu mengambil pelajaran dari sebuah pencil yang sering kita gunakan ..??
Bila ingin tahu maka bacalah nasehat nenek yang cerdik ini tentang,
” HIKMAH SEBUAH PENCIL ”

Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat.
“Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya? atau tentang aku?”

Buah dari Keikhlasan

Oktober 19, 2017 0 Comments
KEIKHLASAN AKAN MEMBAWAMU KEPADA KEBAHAGIAAN

Buah Keikhlasan

Ingatlah Bahwa, Berbuat Kebaikan Tidaklah  Akan Merugi baik di Dunia maupun di  Akhiratnya
Sebuah kisah dari keikhlasan seseorang dalam mengembalikan hak orang lain tanpa meminta imbalan yang berbuah kebahagiaan, semoga kita bisa memetik hikmah dan pelajaran yang terkandung dalam kisah teladan ini
________________________________________________________
Al-Qadhi Abu Bakar Muhammad bin Abdul Baqi bin Muhammad Al-Bazzar al-Anshari berkata,
“Dulu, aku pernah berada di Makah–semoga Allah selalu menjaganya. Suatu hari aku merasakan lapar yang sangat. Aku tidak mendapatkan sesuatu yang dapat menghilangkan laparku. Tiba-tiba aku menemukan sebuah kantong dari sutera dan diikat dengan kaos kaki yang terbuat dari sutera pula. Ketika aku buka, aku dapatkan di dalamnya sebuah kalung permata yang tidak pernah aku lihat sebelumnya.”

Kisah Ta'aruf seseorang

Oktober 19, 2017 0 Comments
Kisah ini menceritakan tentang kisah Ta’aruf seseorang, unik dan menarik.

Akhir bulan maret lalu, Ali mendapat banyak ucapan “selamat ulang tahun”, “happy birthday” atau “met milad” dari kawan – kawannya di Facebook (FB). Hal itu dikarenakan profilnya disitus jejaring sosial tersebut menampilkan tanggal lahir sehingga otomatis ketika hari itu tiba, semua kawan – kawan mengetahuinya di Beranda/Home FB mereka.Biasanya, ucapan selamat selalu ditambahi “kata – kata bersayap” berupa do’a maupun harapan pada Ali ditahun mendatang.
Kata – kata bersayap tadi kebanyakan intinya sama yaitu mendo’akan Ali agar panjang umur, sehat selalu, banyak rezeki dan … segera mendapat jodoh !

Semut Yang Tawakkal

Oktober 19, 2017 0 Comments
KISAH TELADAN DARI SEEKOR SEMUT YANG BERIMAN

Tawakkal Semut di Batu

            Di zaman Nabi Sulaiman terjadilah suatu peristiwa, waktu itu Nabi Sulaiman melihat seekor semut melata di atas batu; lantas Nabi Sulaiman merasa takjub dan heran bagaimana semut tersebut bisa bertahan hidup di atas batu yang kering di tengah-tengah padang pasir yang gersang dan tandus. Nabi Sulaiman pun bertanya kepada semut itu: “ Wahai semut bagaimana cara kamu dapat makanan? Apakah kamu yakin bisa memperoleh makanan yang cukup untuk kamu bisa bertahan hidup”.

Demi Menebus Dosa

Oktober 19, 2017 0 Comments
           Ambillah sebuah pelajaran berharga dari seorang Pemuda yang begitu takut karena menggigit apel yang bukan haknya,
Semoga kita bisa mencontoh kehati-hatiaannya dalam menjaga dirinya dari perkara dosa dan perkara yang haram, demi keselamatan di akhirat kita.
                                        
                                                Menebus Dosa Karena Mengambil Apel
Kisah seorang pemuda yang menemukan apel
Alkisah ada seorang pemuda yang ingin pergi menuntut ilmu. Ditengah perjalanan dia haus dan singgah sebentar di sungai yang airnya jernih. dia langsung mengambil air dan meminumnya. tak berapa lama kemudian dia melihat ada sebuah apel yang terbawa arus sungai, dia pun mengambilnya dan segera memakannya. setelah dia memakan segigit apel itu dia segera berkata “Astagfirullah”
Dia merasa bersalah karena telah memakan apel milik orang lain tanpa meminta izin terlebih dahulu. “Apel ini pasti punya pemiliknya, lancang sekali aku sudah memakannya. Aku harus menemui pemiliknya dan menebus apel ini”.
Akhirnya dia menunda perjalanannya menuntut ilmu dan pergi menemui sang pemilik apel dengan menyusuri bantaran sungai untuk sampai kerumah pemilik apel. Tak lama kemudian dia sudah sampai ke rumah pemilik apel. Dia melihat kebun apel yang apelnya tumbuh dengan lebat.
“Assalamualaikum….”
“Waalaikumsalam wr.wb.”. Jawab seorang lelaki tua dari dalam rumahnya.
Pemuda itu dipersilahkan duduk dan dia pun langsung mengatakan segala sesuatunya tanpa ada yang ditambahi dan dikurangi. Bahwa dia telah lancang memakan apel yang terbawa arus sungai.
“Berapa harus kutebus harga apel ini agar kau ridha apel ini aku makan pak tua”. tanya pemuda itu.
Lalu pak tua itu menjawab. “Tak usah kau bayar apel itu, tapi kau harus bekerja di kebunku selama 3 tahun tanpa dibayar, apakah kau mau?”
Pemuda itu tampak berfikir, karena untuk segigit apel dia harus membayar dengan bekerja di rumah bapak itu selama tiga tahun dan itupun tanpa digaji, tapi hanya itu satu-satunya pilihan yang harus diambilnya agar bapak itu ridha apelnya ia makan.”Baiklah pak, saya mau.”
Alhasil pemuda itu bekerja di kebun sang pemilik apel tanpa dibayar. Hari berganti hari, minggu, bulan dan tahun pun berlalu. Tak terasa sudah tiga tahun dia bekerja dikebun itu. Dan hari terakhir dia ingin pamit kepada pemilik kebun.
“Pak tua, sekarang waktuku bekerja di tempatmu sudah berakhir, apakah sekarang kau ridha kalau apelmu sudah aku makan?”
Pak tua itu diam sejenak. “Belum.”
Pemuda itu terhenyak. “Kenapa pak tua, bukankah aku sudah bekerja selama tiga tahun di kebunmu.”
“Ya, tapi aku tetap tidak ridha jika kau belum melakukan satu permintaanku lagi.”
“Apa itu pak tua?”
“Kau harus menikahi putriku, apakah kau mau?”
“Ya, aku mau.” jawab pemuda itu.
Bapak tua itu mengatakan lebih lanjut. “Tapi, putriku buta, tuli, bisu dan lumpuh, apakah kau mau?”
Pemuda itu tampak berfikir, bagaimana tidak…dia akan menikahi gadis yang tidak pernah dikenalnya dan gadis itu cacat, dia buta, tuli, dan lumpuh. Bagaimana dia bisa berkomunikasi nantinya? Tapi diap un ingat kembali dengan segigit apel yang telah dimakannya. Dan dia pun menyetujui untuk menikah dengan anak pemilik kebun apel itu untuk mencari ridha atas apel yang sudah dimakannya.
“Baiklah pak, aku mau.”
Segera pernikahan pun dilaksanakan. Setelah ijab kabul sang pemuda itu pun masuk kamar pengantin. Dia mengucapkan salam dan betapa kagetnya dia ketika dia mendengar salamnya dibalas dari dalam kamarnya.
Seketika itupun dia berlari keluar mencari sang bapak pemilik apel yang sudah menjadi mertuanya.
Dalam larinya ia bergumam ” Ya Alloh Ampunilah aku ” ia berucap demikian karena takut yang didalam bukanlah isterinya sehingga bisa timbul fitnah dan bisa terjebak kepada kategori khalwat yang terlarang yaitu berduaan dengan seorang yang bukan mukhrimnya.
Kemudian iapun bertemu pemilik kebun atau mertuanya dan bertanya,
“Ayahanda…siapakah wanita yang ada didalam kamar pengantinku? Kenapa aku tidak menemukan istriku?”
Pak tua itu tersenyum dan menjawab. “Masuklah nak, itu kamarmu dan yang di dalam sana adalah istrimu.”
Pemuda itu tampak bingung. “Tapi ayahanda, bukankah istriku buta, tuli tapi kenapa dia bisa mendengar salamku?
Bukankah dia bisu tapi kenapa dia bisa menjawab salamku?”
Pak tua itu tersenyum lagi dan menjelaskan. “Ya, memang dia buta, buta dari segala hal yang dilarang Allah. Dia tuli, tuli dari hal-hal yang tidak pantas didengarnya dan dilarang Allah. Dia memang bisu, bisu dari hal yang sifatnya sia-sia dan dilarang Allah, dan dia lumpuh, karena tidak bisa berjalan ke tempat-tempat yang maksiat.”
Pemuda itu hanya terdiam dan mengucap lirih: “Subhanallah…..”
Dan merekapun hidup berbahagia dengan cinta dari Allah.
Semoga Bermanfaat
Allahu A’lam

Minggu, 15 Oktober 2017

Menambah Video Ke WEB

Oktober 15, 2017 0 Comments
Tutorial Menambah video ke wordpress
  1. Pastikan anda sudah masuk ke dapur web 
  2. lalu klik post (Add new Post)
  3. Buka Tab baru (buka youtube)
    lalu cari sesuai keinginan 
  4. copy judul video yang tadi kamu cari lalu paste di judul postingan yang ingin dibuat
    lalu buat kata kata seputar video yang kamu ingin unggah dan jangan lupa klik read more
  5. lalu buka youtube yang tadi di buka dan klik bacaan Embed disamping share kemudian copy 
  6. sebelum dipaste pastikan klik teks dipojok kanan postingan setelah itu baru paste 
  7. klik visual dipojok kanan atas samping teks 
  8. publish

Senin, 09 Oktober 2017

Tips Khusyu dalam shalat

Oktober 09, 2017 0 Comments
TIPS AGAR SHOLAT BISA KHUSYU



Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ..
          Ada banyak cara untuk mencapai shalat khusyu, tapi saran saya, tak perlu banyak tips untuk mencapai shalat yg lebih khusyu.
Tak perlu berlembar-lembar atau habiskan uang dan waktu untuk membeli buku shalat khusyu & mempelajarinya. Khusyuk itu mudah, cukup coba 4 Tips dibawah ini. Mari kita tanya pada Qur'an, bagaimana melakukan shalat yang lebih khusyu.

Detik-detik wafatnya Rasulullah

Oktober 09, 2017 0 Comments


Pagi itu, Rasulullah SAW dengan suara terbata memberikan petuah,

"Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua hal pada kalian, sunnah dan Al Qur'an. Barang siapa mencintai sunnahku, berati mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan bersama-sama masuk surga bersama aku".

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah SAW yang teduh menatap sahabatnya satu persatu

Senin, 02 Oktober 2017

Kisah Nyata Tahajud

Oktober 02, 2017 0 Comments
                  Kisah Nyata! Keajaiban Tahajud Dalam 7 Malam

          

  Apabila kita punya masalah, punya hajat, punya keinginan dan ingin kita perdengarkan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala atau kesulitan yang kita hadapi di dunia ini, kita jauhkan pinggang kita dari tempat tidur. Kita banging Tahajud, kita memohon kepada Allah, bermunajat kepada Allah, bermunajat kepada-Nya disaat yang lain sedang tidur, kemudian kita sempurnakan dengan sedekah. Kalau kita mau melakukan Tahajud kemudian bersedekah, kita tak pernah tahu hadiah apa yang akan Allah berikan jauh lebih besar daripada yang kita minta.

Kisah Santri Nakal

Oktober 02, 2017 0 Comments


Kisah Santri Nakal yang Jadi Kyai Dengan Ribuan Santri
  


DutaIslam.Com - Suatu saat K.H. Ahmad Umar Abdul Manan (1916–1980), pengasuh Pesantren Al Muayyad, Mangkuyudan Solo, memanggil lurah pondok. 

“Aku minta dicatatkan nama-nama santri yang nakal ya! Dirangking ya. Paling atas ditulis nama santri ternakal, nakal sekali, nakal dan terakhir agak nakal.”

Lurah pondoknya girang bukan main. Karena sudah beragam cara diupayakan untuk mengingatkan santri-santri nakal itu. Tapi hasilnya nihil. Sepertinya mereka sudah beku hatinya.

Dengan penuh semangat, dijalankanlah perintah Kyai Umar tersebut. Nama-nama santri itu ditulis besar-besar dengan spidol. Ternakal fulan bin fulan asal dari daerah A. Nakal sekali fulan bin fulan dari daerah B sampai santri yang agak nakal. Setelah catatan selesai dibuat, kemudian diserahkan kepada Kiai.

Lurah pondok itu menanti seminggu, dua minggu, kok tidak ada tindakan apa-apa. Pikirnya dalam hati, “Kok santri-santri yang nakal masih tetap nakal ya. Kok tidak diusir atau dipanggil Kyai.”
Akhirnya lurah pondok itu memberanikan diri matur kepada Kiai Umar.
“Maaf Kyai, santri-santri kok belum ada yang dihukum, ditakzir atau diusir?”
“Lho, santri yang mana?”
“Santri yang nakal-nakal. Kemarin panjenengan minta daftarnya.”
“Siapa yang mau mengusir? Karena mereka nakal itu dipondokkan, biar tidak nakal. Kalau di sini nakal terus diusir, ya tetap nakal terus. Dimasukkan ke pesantren itu biar tidak nakal.”
“Kok anda memerintahkan mencatat santri-santri yang nakal itu?”
“Begini, kamu kan tahu tiap malam aku setelah sholat tahajud kan mendoakan santri-santri. Catatan itu saya bawa, kalau saya berdoa mereka itu saya khususkan. Tanya dululah kalau belum paham.”

* * *

Cerita ini pernah saya sampaikan di sebuah daerah di Jawa Tengah. Ada Kyai muda mengundang saya untuk mengisi ceramah di acara khataman Quran di pesantrennya. Ada puluhan ribu orang yang hadir. Dalam kesempatan itu saya ceritakan kisah di atas. Saya suka menceritakan kisah ini, karena apa yang dilakukan Kyai Umar sesuai dengan yang dipesankan ayah saya, bahwa mengajar harus lahir batin.


Saat saya sampaikan cerita ini, para hadirin tertawa semua. Hanya satu orang yang tidak tertawa. Kyai muda itu terlihat menunduk diam. Pikir saya, “Apa Kiai ini tidak paham yang saya sampaikan atau bagaimana? Kok tidak ada ekspresi apa-apa saat dengar cerita saya.”

Pada saat turun dari podium, saya dirangkul oleh kyai muda itu. Dia membisikkan sesuatu, “Masya Allah, alhamdulillah Gus, jenengan tidak menyebut nama. Sayalah daftar ternakalnya Kyai Umar.” Kaget, heran dan kagum saya, dengan statusnya dulu sebagai santri ternakal, dia sekarang jadi kyai dengan ribuan santri.

Kisah di atas disampaikan oleh KH. Musthofa Bisri dalam haul KH. Umar Abdul Manan di Pondok Pesantren Al Muayyad Solo. 

Luar biasa. Kiai-kiai zaman dulu mendidik tidak hanya mengajar secara lisan saja. Tetapi juga dibarengi dengan laku tirakat dan doa. Bahkan, saat santrinya sudah pulang ke rumah pun masih diperhatikan dan didoakan. Dikunjungi, dipantau dan ditanyakan perkembangannya. Itulah rahasia keberkahan ilmu para alumnus pesantren. Doa guru. [dutaislam.com/ ab]

Malaikat Mikail Tidak Pernah Tertawa

Oktober 02, 2017 0 Comments



Kenapa Malaikat Mika'il tidak pernah tertawa ?
Pasti pembaca kebingungan, mengapa malaikat mika'il sendiri tidak pernah tertawa, Rasulullah SAW bertanya kepada Malaikat Jibril,
Rasulullah SAW bertanya : "Mengapa saya sama sekali tidak pernah melihat Mika'il tertawa ??"
Malaikat Jibril pun menjawab : "Mikail tidak pernah tertawa semenjak neraka diciptakan." (HR. Ahmad)

Biodata Ku

Oktober 02, 2017 0 Comments

Assalamualaikum
perkenalkan........

1. Nama Lengkap         :Tasya Lupih Yanti
2. Nama Panggilan       : Tasya, caca, sasya, Anyoii
3. Tempat, Tgl.Lahir     :Bogor, 12 Oktober 1999
4. Alamat                     : Bedahan Rt02/09 Kec:sawangan, Kota, Depok
    Kelurahan                : Bedahan
    Kecamatan               : Sawangan
    Kabupaten                : Depok
    Propinsi                    : Jawa Barat
5. Pekerjaan                 : Pelajar
6. Hobi                         : menghapal Juz Amma
7. Makanan Faforit      :cumi-cumi sambal ijo & Buah anggur
8. Alamat e-mail          :tasyalupihyanti121099@gmail.com

9. Riwayat Pendidikan
    Tingkat Nama Lembaga Pendidikan
     a. SD       : Negeri 03 Pengasinan
     b. SMP    : Negeri 10 Depok
     c. SMK    : Taman Ilmu
     f. Profesi : Pelajar
10. Golongan Darah : -

11. Ciri Fisik
      a. Berat Badan : 42 Kg
      b. Warna Kulit :sawo matang
      c. Tinggi Badan : 150 cm
      e. Hidung : Pesek
      f. mata : Belo namun sayu

12. Riwayat Organisasi
      a. ROHIS (Rohani Islam)
      b.Volly

Minggu, 27 Agustus 2017

cara belajar yang menyenangkan

Agustus 27, 2017 0 Comments

Assalamualiakum Wr. Wb.

cara belajar yang menyenangkan seperti apa yang kamu inginkan, dan siapa orang yang paling cocok dalam mengajar kamu (dalam kehidupan)

         menurut saya belajar yang menyenangkan itu ialah belajar yang dimana posisi guru dalam mengajar ialah :
  1.  Tidak Terlalu Tegang
          dalam arti tegang ialah tidak terlalu menuntut murid harus bisa, terburu buru ketika mengajar, terlalu dibawa serius maksudnya ialah ada bercanda-bercandanya sedikit agar para murid tehibur dan tidak merasa jenuh, mengulangi kembali materi yang telah dipelajari dan memastikan apakah murid-muridnya sudah mengerti?.
  2. Tidak Terlalu Santai
          dalam arti santai ialah terlalu santai dalam mengajar contohnya terlalu banyak bercanda dibandingkan belajar, sibuk sendiri dan membiarkan muridnya begitu saja tanpa diberikan tugas atau diajarkan sesuatu. memberikan penjelasan yang kurang dipahami oleh murid contohnya terlalu berbelit belit dalam menjelaskan, dan terlalu banyak teori dibandingkan praktek.

     menurut saya Pak Muhidin Saimin yaitu Instruktur saya di RGI dalam jurusan Apl. Perkantoran  ialah orang yang cocok menjadi guru saya karna beliau dalam mengajar tidak terlalu tegang dan tidak terlalu santai tapi terlalu cepat dalam memberikan materi jadi kadang agak susah untuk memahami materi yang disampaikan tersebut.

sekian dulu ya
kurang dan lebih Mohon dimaafkan
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jumat, 25 Agustus 2017

Kisah Tsalabah bin Abdurrahman

Agustus 25, 2017 0 Comments


Kisah Tsalabah bin Abdurrahman dan ketakutannya akan dosa

       Seorang pemuda dari kaum Anshar yang bernama Tsa’labah bin Abdurrahman telah masuk Islam. Dia sangat setia melayani Rasulullah SAW. Suatu ketika Rasulullah SAW mengutusnya untuk suatu keperluan.

Dalam perjalanannya dia melalui rumah salah seorang dari Anshar, maka terlihat dirinya seorang wanita Anshar yang sedang mandi. Dia takut akan turun wahyu kepada Rasulullah SAW menyangkut perbuatannya itu. Maka dia pun pergi kabur. Dia menuju ke sebuah gunung yang berada di antara Mekkah dan Madinah dan terus mendakinya.

Selama empat puluh hari Rasulullah SAW kehilangan dia. Lalu Jibril AS turun kepada Nabi SAW dan berkata, “Wahai Muhammad! Sesungguhnya Tuhanmu menyampaikan salam buatmu dan berfirman kepadamu, “Sesungguhnya seorang laki-laki dari umatmu berada di gunung ini sedang memohon perlindungan kepada-Ku.””

Maka Nabi SAW berkata, “Wahai Umar dan Salman! Pergilah cari Tsa’laba bin Aburrahman, lalu bawa kemari.”

Keduanya pun lalu pergi menyusuri perbukitan Madinah. Dalam pencariannya itu mereka bertemu dengan salah seorang penggembala Madinah yang bernama Dzufafah.

Umar bertanya kepadanya, “Apakah engkau tahu seorang pemuda di antara perbukitan ini?”
Penggembala itu menjawab, “Jangan-jangan yang engkau maksud seorang laki-laki yang lari dari neraka Jahanam?”
“Bagaimana engkau tahu bahwa dia lari dari neraka Jahanam?” tanya Umar. Dzaufafah menjawab, “Karena, apabila malam telah tiba, dia keluar kepada kami dari perbukitan ini dengan meletakkan tangannya di atas kepalanya sambil berkata, “Mengapa tidak cabut saja nyawaku dan Engkau binasakan tubuhku, dan tidak membiarkan aku menanti keputusan!”
“Ya, dialah yang kami maksud,” tegas Umar. Akhirnya mereka bertiga pergi bersama-sama.

Ketika malam menjelang, keluarlah dia dari antara perbukitan itu dengan meletakkan tangannya di atas kepalanya sambil berkata, “Wahai, seandainya saja Engkau cabut nyawaku dan Engkau binasakan tubuhku, dan tidak membiarkan aku menanti-nanti keputusan!”

Lalu Umar menghampirinya dan mendekapnya. Tsa’labah berkata, “Wahai Umar! Apakah Rasulullah telah mengetahui dosaku?”
“Aku tidak tahu, yang jelas kemarin beliau menyebut-nyebut namamu lalu mengutus aku dan Salman untuk mencarimu.”
Tsa’labah berkata, “Wahai Umar! Jangan kau bawa aku menghadap beliau kecuali dia dalam keadaan sholat”

Ketika mereka menemukan Rasulullah SAW tengah melakukan sholat, Umar dan Salman segera mengisi shaf. Tatkala Tsa’laba mendengar bacaan Nabi saw, dia tersungkur pingsan. Setelah Nabi mengucapkan salam, beliau bersabda, “Wahai Umar! Salman! Apakah yang telah kau lakukan terhadap Tsa’labah?”

Keduanya menjawab, “Ini dia, wahai Rasulullah saw!”

Maka Rasulullah berdiri dan menggerak-gerakkan Tsa’labah yang membuatnya tersadar. Rasulullah SAW berkata kepadanya, “Mengapa engkau menghilang dariku?”
Tsa’labah menjawab, “Dosaku, ya Rasulullah!”

Beliau mengatakan, “Bukankah telah kuajarkan kepadamu suatu ayat yang dapat menghapus dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan?”
“Benar, wahai Rasulullah.”

Rasulullah SAW bersabda, “Katakan Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan di akhirat serta peliharalah kami dari azab neraka.”

Tsa’labah berkata, “Dosaku, wahai Rasulullah, sangat besar.”

Beliau bersabda,”Akan tetapi kalamullah lebih besar.” Kemudian Rasulullah menyuruh agar pulang ke rumahnya. Di rumah dia jatuh sakit selama delapan hari. Mendengar Tsa’labah sakit, Salman pun datang menghadap Rasulullah SAW lalu berkata,

“Wahai Rasulullah! Masihkah engkau mengingat Tsa’labah? Dia sekarang sedang sakit keras.” Maka Rasulullah SAW datang menemuinya dan meletakkan kepala Tsa’labah di atas pangkuan beliau. Akan tetapi Tsa’labah menyingkirkan kepalanya dari pangkuan beliau.

“Mengapa engkau singkirkan kepalamu dari pangkuanku?” tanya Rasulullah SAW.
“Karena penuh dengan dosa.” Jawabnya.

Beliau bertanya lagi, “Bagaimana yang engkau rasakan?” “Seperti dikerubuti semut pada tulang, daging, dan kulitku.” Jawab Tsa’labah.
Beliau bertanya, “Apa yang kau inginkan?” “Ampunan Tuhanku,” Jawabnya.

Maka turunlah Jibril as. dan berkata, “Wahai Muhammad! Sesungguhnya Tuhanmu mengucapkan salam untukmu dan berfirman kepadamu, “Kalau saja hamba-Ku ini menemui Aku dengan membawa sepenuh bumi kesalahan, niscaya Aku akan temui dia dengan ampunan sepenuh itu pula.” Maka segera Rasulullah SAW memberitahukan hal itu kepadanya. Mendengar berita itu, terpekiklah Tsa’labah dan langsung ia meninggal.

Lalu Rasulullah SAW memerintahkan agar Tsa’labah segera dimandikan dan dikafani. Ketika telah selesai disholatkan, Rasulullah SAW berjalan sambil berjingkat-jingkat. Setelah selesai pemakamannya, para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah! Kami lihat engkau berjalan sambil berjingkat-jingkat.”

Beliau bersabda, “Demi Zat yang telah mengutus aku sebagai seorang nabi yang sebenarnya! karena, banyaknya malaikat yang turut menziarahi Tsa’labah.”

Renungan Kematian

Agustus 25, 2017 0 Comments


      Sebuah kisah renungan tentang seorang tukang kayu dan harta berharganya yang berupa sebuah kapak yang ia gunakan untuk mencari rizki dan wasiat konglomerat. Semoga kisah ini dapat menjadi renungan bagi kita semua agar senantiasa mencari rizki dengan cara yang halal dan diridhai oleh Allah SWT.
MENEMANI MAYAT SELAMA 40 HARI

       Alkisah seorang Konglomerat yang sangat kaya raya menulis surat wasiat: "Barang siapa yang mau menemaniku selama 40 hari di dalam kubur setelah aku mati nanti, akan aku beri warisan separuh dari harta peninggalanku."
Lalu ditanyakanlah hal itu kepada anak-anaknya apakah mereka sanggup menjaganya di dalam kubur nanti.
Tapi anak-anaknya menjawab, "Mana mungkin kami sanggup menjaga ayah, karena pada saat itu ayah sudah menjadi mayat."

Keesokan harinya, dipanggillah semua adik-adiknya. Dan beliau kembali bertanya, “Adik-adikku, sanggupkah diantara kalian menemaniku di dalam kubur selama 40 hari setelah aku mati nanti? Aku akan memberi setengah dari hartaku!"

Adik-adiknya pun menjawab, “Apakah engkau sudah gila? Mana mungkin ada orang yang sanggup bersama mayat selama itu di dalam tanah.”

Lalu dengan sedih Konglomerat tadi memanggil ajudannya, untuk mengumumkan penawaran istimewanya itu ke se-antero negeri.

Akhirnya, sampai jugalah pada hari di mana Konglomerat tersebut kembali ke Rahmatullah. Kuburnya dihias megah laksana sebuah peristirahatan termewah dengan semua perlengkapannya.

Pada waktu yang hampir bersamaan, seorang Tukang Kayu yang sangat miskin mendengar pengumuman wasiat tersebut. Lalu Tukang Kayu tersebut dengan tergesa-gesa segera datang ke rumah Konglomerat tersebut untuk memberitahukan kepada ahli waris akan kesanggupannya.

Keesokan harinya dikebumikanlah jenazah Sang Konglomerat. Si Tukang Kayu pun ikut turun ke dalam liang lahat sambil membawa Kapaknya. Yang paling berharga dimiliki si Tukang Kayu hanya Kapak, untuk bekerja mencari nafkah.

Setelah tujuh langkah para pengantar jenazah meninggalkan area pemakaman, datanglah Malaikat Mungkar dan Nakir ke dalam kubur tersebut.

Si Tukang kayu menyadari siapa yang datang, ia segera agak menjauh dari mayat Konglomerat. Di benaknya, sudah tiba saatnya lah si Konglomerat akan diinterogasi oleh Malaikat Mungkar dan Nakir.

Tapi yang terjadi malah sebaliknya, Malaikat Mungkar-Nakir malah menuju ke arahnya dan bertanya, "Apa yang kau lakukan di sini?"

Aku menemani mayat ini selama 40 hari untuk mendapatkan setengah dari harta warisannya", jawab si Tukang kayu.

Apa saja harta yang kau miliki?", tanya Mungkar-Nakir.
"Hartaku cuma Kapak ini saja, untuk mencari rezeki", jawab si Tukang Kayu.

Kemudian Mungkar-Nakir bertanya lagi, "Dari mana kau dapatkan Kapakmu ini?"
"Aku membelinya", balas si Tukang Kayu.
Lalu pergilah Mungkar dan Nakir dari dalam kubur tersebut.

Besok di hari kedua, mereka datang lagi dan bertanya, "Apa saja yang kau lakukan dengan Kapakmu?"
"Aku menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar, lalu aku jual ke pasar", jawab tukang kayu.

Di hari ketiga ditanya lagi, "Pohon siapa yang kau tebang dengan Kapakmu ini?"
"Pohon itu tumbuh di hutan belantara, jadi nggak ada yang punya", jawab si Tukang Kayu.
"Apa kau yakin?", lanjut Malaikat.
Kemudian mereka menghilang.

Datang lagi di hari ke empat, bertanya lagi "Adakah kau potong pohon-pohon tersebut dengan Kapak ini sesuai ukurannya dan beratnya yang sama untuk dijual?"
"Aku potong dikira-kira saja, mana mungkin ukurannya bisa sama rata", tegas tukang kayu.

Begitu terus yang dilakukan Malaikat Mungkar Nakir, datang dan pergi sampai tak terasa sekarang 39 hari sudah. Dan yang ditanyakan masih berkisar dengan Kapak tersebut.

Di hari terakhir yang ke 40, datanglah Mungkar dan Nakir sekali lagi bertemu dengan Tukang kayu tersebut. Berkata Mungkar dan Nakir, "Hari ini kami akan kembali bertanya soal Kapakmu ini".

Belum sempat Mungkar-Nakir melanjutkan pertanyaannya, si Tukang kayu tersebut segera melarikan diri ke atas dan membuka pintu kubur tersebut. Ternyata di luar sudah banyak orang yang menantikan kehadirannya untuk keluar dari kubur tersebut.

Si Tukang Kayu dengan tergesa-gesa keluar dan lari meninggalkan mereka sambil berteriak, "Kalian ambil saja semua bagian harta warisan ini, karena aku sudah tidak menginginkannya lagi."

Sesampai di rumah, si Tukang Kayu berkata kepada istrinya, "Aku sudah tidak menginginkan separuh harta warisan dari mayat itu. Di dunia ini harta yang kumiliki padahal cuma satu Kapak ini, tapi Malaikat Mungkar-Nakir selama 40 hari yang mereka tanyakan dan persoalkan masih saja di seputar Kapak ini. Bagaimana jadinya kalau hartaku begitu banyak? Entah berapa lama dan bagaimana aku menjawabnya."

Dari Ibnu Mas’ud RA dari Nabi Muhammad SAW bahwa beliau bersabda, "Tidak akan bergerak tapak kaki anak Adam pada hari kiamat, hingga ia ditanya tentang 5 perkara, yaitu umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya kemana dipergunakannya, hartanya darimana ia memperolehnya dan kemana dibelanjakannya, ilmunya sejauh mana diamalkan?" (HR. Turmudzi)

Belajar Dari Sebuah Pensil

                     Nasehat Seorang Nenek Yang Cerdik Dari Sebuah Pencil. Coba Lihatlah sebuah pencil..!! Apa yang ada dalam fikiran...

Social

Popular

Pages